Apa rasanya jika pendapatmu tak didengarkan? Kebebasan pendapat setiap orang seperti tidak berlaku saat ini. Semua terpusat oleh satu orang, setia berkicau sementara ada yang ditindasnya. Ditindas bukan secara fisik, melainkan ditindas hak bicaranya. Boleh saya berbicara, tapi apa hasilnya? Lagi-lagi karena masalah sepele. Seperti terhipnotis. Pernah merasakan dihipnotis? Ya beginilah, hanya bisa mendengarkan “dia” yang berbicara sepuasnya. Tidak ada yang tahu mana yang benar dan salah, karena hak bicara dibiarkan meluncur dari satu mulut saja. Mungkin kau takkan pernah tahu betapa sakit ditindas seperti itu. Saya tidak menyalahkan, hanya saja suatu saat kau harus tahu hal itu. Sekarang, tidak ada rasa kebersamaan lagi. Bersama itu berbagi, berbagi dalam suka dan duka, mau menampung aspirasi orang-orang terdekatnya. Kita sangat dekat, terlalu dekat. Apa karena terlalu dekat sehingga kau merasa saya tidak hak untuk bicara?