“Jadi, belum ada sponsor yang pasti bisa berpartisipasi di acara kita?” Arinda setengah berteriak, terdengar menggema di ruang 11 IPA 1 yang lengang. Anak-anak sudah pulang sejak pukul 13.30 WITA tadi, sekarang waktu menunjukkan pukul 15.00 WITA. Hening sesaat. Suara Arinda semakin naik. “Karin? Arum? Galuh? Jawab pertanyaan gue!” Pertanyaan Arinda bertubi-tubi. Tiga orang yang disebut namanya oleh Arinda barusan, hanya bisa menggelengkan kepala menjawab pertanyaan sang ketua ekstrakurikuler kewirausahaan di salah satu SMA di Nusa Dua itu. “Apa kata pembina nanti? Kalian tahu, Pak Wayan sudah mewanti-wanti dari awal, ekskul kita ini harus usaha lebih keras mendapatkan sponsor, dan…,” Arinda berhenti sejenak. “Acara ulang tahun sekolah kita tinggal satu bulan lagi,” katanya melanjutkan. Matanya berlinang air mata, tangan kanannya mengepal. Ketika hendak menjatuhkan kepalannya ke meja di sampingnya, suara seorang cowok memanggilnya dari arah pintu. “Hai I